Mengobati sakit kepala tidak boleh sembarangan, sebab jenis dan penyebabnya berbeda-beda. Sebab jika tidak hati-hati, salah pilih obat malah dapat memicu jenis sakit kepala yang lain.
Jenis sakit kepala yang paling ringan memang bisa sembuh dengan obat sakit kepala biasa. Namun ada juga yang harus diikuti dengan pemberian antibiotik, atau bahkan suplemen untuk memelihara fungsi saraf.
Agar tidak salah dalam memilih obat, kenali 5 jenis sakit kepala berikut ini...
1. Tension headache
Merupakan jenis sakit kepala yang paling umum, berupa nyeri atau pegal yang dirasakan secara konstan di sekitar pelipis atau leher dan kepala bagian belakang. Tidak separah migrain, tension headache tidak disertai mual dan muntah dan tidak terlalu mengganggu aktivitas. Obat-obatan yang dijual bebas cukup ampuh untuk mengatasinya, seperti aspirin, ibuprofen, atau asetaminofen.
Para ahli menduga, penyebab jenis sakit kepala ini adalah kontraksi leher dan kulit kepala yang biasanya menyertai kondisi stres. Bisa juga dipicu oleh perubahan komposisi kimia di otak.
2. Cluster headache
Jenis sakit kepala yang satu ini lebih banyak menyerang pria daripada wanita. Biasanya terjadi secara mendadap pada satu kelompok, dengan gejala nyeri yang parah pada salah satu sisi kepala. Kadang disertai mata berair, hidung tersumbat, serta ingus meler pada sisi kepala yang sama. Seseorang yang mengalaminya akan merasa gelisah, tidak nyaman seperti pada penderita migrain.
Penyebab pasti belum diketahui, namun diduga merupakan gangguan pada komponen genetik. Tidak ada obat yang secara efektif bisa menyembuhkan, tetapi obat-obat pereda nyeri bisa mengurangi gejalanya.
3. Sinus headache
Sinus yang mengalami radang karena infeksi bisa menyebabkan nyeri di kepala. Biasanya disertai demam, dan perlu diperiksa degan MRI atau CT Scan untuk mengetahui perubahan komposisi cairan, atau dengan fiber optic untuk melihat adanya nanah.
Selain pereda nyeri, antibiotik juga dibutuhkan oleh penerita jenis sakit kepala ini. jika perlu, dokter akan meresepkan antialergi atau pelega tenggorokan.
4. Rebound hadache
Jangan sembarangan menggunakan obat pereda nyeri, sebab penggunaan secara berlebihan adalah salah satu penyebab jenis sakit kepala yang satu ini. Rebound headache adalah sakit kepala yang terus beulang, dan kadang-kadang justru semakin parah setiap kali diobati.
Salah satu teori mengatakan, terlalu banyak obat menyebabkan respon otak melonjak dan justru memperparah sakit kepala. Teori lain mengatahan, rebound headache merupakan gejala putus obat sebagai efek balikan setelah kadar obat di dalam darah menipis.
5. Migraine headache
Jenis sakit kepala sebelah yang juga banyak ditemukan ini merupakan gangguan neurologis (saraf) dan didefinisikan dengan kriteria sebagai berikut:
1. Sebelumnya pernah mengalami sakit kepala tak kurang dari 5 kali
2. Berlangsung selama 4 hingga 72 jam
3. Mengalami 2 dari 4 keluhan berikut: sakit kepala sebelah; kepala berdenyut; nyeri sedang hingga parah; tidak bisa melakukan aktivitas rutin
4. Disertai salah satu gejala sebagai berikut: mual dan/atau muntah; menjadi sensitif terhadap bunyi dan cahaya.
Beberapa obat yang dijual bebas diklaim bisa mengatasi migrain dan memelihara fungsi saraf. Namun untuk memastikan tidak ada masalah serius dengan sistem saraf, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mendapat diagnosis yang tepat
Jenis sakit kepala yang paling ringan memang bisa sembuh dengan obat sakit kepala biasa. Namun ada juga yang harus diikuti dengan pemberian antibiotik, atau bahkan suplemen untuk memelihara fungsi saraf.
Agar tidak salah dalam memilih obat, kenali 5 jenis sakit kepala berikut ini...
1. Tension headache
Merupakan jenis sakit kepala yang paling umum, berupa nyeri atau pegal yang dirasakan secara konstan di sekitar pelipis atau leher dan kepala bagian belakang. Tidak separah migrain, tension headache tidak disertai mual dan muntah dan tidak terlalu mengganggu aktivitas. Obat-obatan yang dijual bebas cukup ampuh untuk mengatasinya, seperti aspirin, ibuprofen, atau asetaminofen.
Para ahli menduga, penyebab jenis sakit kepala ini adalah kontraksi leher dan kulit kepala yang biasanya menyertai kondisi stres. Bisa juga dipicu oleh perubahan komposisi kimia di otak.
2. Cluster headache
Jenis sakit kepala yang satu ini lebih banyak menyerang pria daripada wanita. Biasanya terjadi secara mendadap pada satu kelompok, dengan gejala nyeri yang parah pada salah satu sisi kepala. Kadang disertai mata berair, hidung tersumbat, serta ingus meler pada sisi kepala yang sama. Seseorang yang mengalaminya akan merasa gelisah, tidak nyaman seperti pada penderita migrain.
Penyebab pasti belum diketahui, namun diduga merupakan gangguan pada komponen genetik. Tidak ada obat yang secara efektif bisa menyembuhkan, tetapi obat-obat pereda nyeri bisa mengurangi gejalanya.
3. Sinus headache
Sinus yang mengalami radang karena infeksi bisa menyebabkan nyeri di kepala. Biasanya disertai demam, dan perlu diperiksa degan MRI atau CT Scan untuk mengetahui perubahan komposisi cairan, atau dengan fiber optic untuk melihat adanya nanah.
Selain pereda nyeri, antibiotik juga dibutuhkan oleh penerita jenis sakit kepala ini. jika perlu, dokter akan meresepkan antialergi atau pelega tenggorokan.
4. Rebound hadache
Jangan sembarangan menggunakan obat pereda nyeri, sebab penggunaan secara berlebihan adalah salah satu penyebab jenis sakit kepala yang satu ini. Rebound headache adalah sakit kepala yang terus beulang, dan kadang-kadang justru semakin parah setiap kali diobati.
Salah satu teori mengatakan, terlalu banyak obat menyebabkan respon otak melonjak dan justru memperparah sakit kepala. Teori lain mengatahan, rebound headache merupakan gejala putus obat sebagai efek balikan setelah kadar obat di dalam darah menipis.
5. Migraine headache
Jenis sakit kepala sebelah yang juga banyak ditemukan ini merupakan gangguan neurologis (saraf) dan didefinisikan dengan kriteria sebagai berikut:
1. Sebelumnya pernah mengalami sakit kepala tak kurang dari 5 kali
2. Berlangsung selama 4 hingga 72 jam
3. Mengalami 2 dari 4 keluhan berikut: sakit kepala sebelah; kepala berdenyut; nyeri sedang hingga parah; tidak bisa melakukan aktivitas rutin
4. Disertai salah satu gejala sebagai berikut: mual dan/atau muntah; menjadi sensitif terhadap bunyi dan cahaya.
Beberapa obat yang dijual bebas diklaim bisa mengatasi migrain dan memelihara fungsi saraf. Namun untuk memastikan tidak ada masalah serius dengan sistem saraf, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mendapat diagnosis yang tepat
1 comment:
Artikel yang bagus sekali.Saya juga sering migraine.
Post a Comment